Kamis, 16 Maret 2017

Judulnya Namamu



Mungkin suatu waktu kau lukis wajahku dengan tanganmu
terulur airmataku melalui lembah pipimu
datanglah waktu dimana kau adalah aku
kau purnama cahayaku
aku jantung dari darahmu
kau darah bagi nadiku
lalu kosongku adalah bunga yang siap kau hinggapi, buahi
menuju jauh pada detakmu

Apa yang lebih kau yakini merdu itu bukan aku
sebab kaulah penyair dalam puisi-puisiku
perangai sungai pada muara kau membawaku menuju samudra
kau buka tabirmu agar aku menujumu
membuka jalan penyilau mata para pecinta
sekedarnya aku nafaskan kau dalam rindu
setiap kali kau surati aku lewat seruling tiupmu
yang nadanya dititipkan kepada burung-burung
seperti adanya rindu Qais pada Laila
melengkung jauh menuju poros tiap gunung

Dengan menyebut sang pembawa raga
kutitipkan salamku pada udara
biar dia membawakan kabar untuk sang Maha Raja
betapa maklum aku padamu mendamba
setelah kuabdikan jiwaku padanya menghamba
tanpa merajam kepalaku pada tiang-tingnya
membiarkan jiwa mengembara savana
dan menemukan ratu untuk dicinta.



Z-A 12.00 PM

0 komentar:

Posting Komentar